Namun jalan tersebut hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki saja, karena bentuk jalan yang menurun tajam, tanpa di plaster hanya berlandaskan tanah, ketika hujan turun jalan tersebut licin dan tidak dapat dilalui masyarakat. Salah seorang warga sekitar, Atmin mengatakan saat pembuatan jalan tersebut warga berencana ukuran jalan lebar, serta diplaster supaya dapat dilalui kendaraan. Namun karena tidak adanya anggaran, kondisinya pun dibiarkan begitu saja.
"Saat ini hanya pejalan kaki yang dapat melewati jalan ini, untuk kendaraan tetap saja tidak dapat lewat. Rencana awal jalan dapat digunakan untuk kendaraan, namun di tengah pengerjaan jalan anggaran tidak ada," katanya.
Karena warga sangat butuh akses jalan tersebut, warga pun dibebani dengan swadaya pengumpulan anggaran untuk membeli material jalan tersebut. "Warga sepakat mengumpulkan dana untuk membeli bahan seperti semen dan lainnya," ulasnya. Kepala Desa (Kades) Naggerang, Ade Daryadi mengatakan warga masih kesulitan beraktivitas karena jalan penghubung yang dibuat warga belum optimal digunakan. Jalan tersebut belum diplaster, selain itu jalan masih rawan longsor karena tanah jalan belum padat. "Warga sangat butuh akses jalan, dengan tenaga seadanya warga membuat jalan tersebut. Sekarang anggaran tidak ada, terpaksa jalan seadanya," katanya.
Pembuatan jalan sempat dihentikan karena tidak adanya bahan untuk menembok jalan. Lantas datanglah bantuan dari sebuah Organisasi Sosial Gugah Nurani dengan memberikan bantuan berupa paping blok. "Pembuatan jalan dilakukan kembali setelah adanya bantuan berupa paping blok dari Gugah nurani, mungkin kalau tidak ada bantuan tersebut masyarakat akan menikmati jalan berlumpur setiap hari," ulasnya.(rp14)
Sumber : radarsukabumi.com