Jurnal Bogor, 30 March 2010
Rubrik: Jurnal Sukabumi
SUKABUMI - Tampilnya tujuh pasangan calon Bupati yang akan berlaga di arena Pilkada Kabupaten Sukabumi tidak hanya berpotensi memecah konsentrasi suara pemilih. Dukungan kalangan birokrasi juga akan mencair dengan hadirnya calon Bupati dan Wakil Bupati yang berlatarbelakang birokrat. Sejauh ini, kekuatan birokrat kerap menjadi rebutan calon Bupati meskipun aturannya harus netral.
”Di atas kertas PNS memang harus bersikap netral. Pada kenyataannya banyak PNS yang terlibat menjadi tim sukses sekalipun secara sembunyi-sembunyi. Keterlibatan birokrasi akan kembali terjadi pada Pilkada Kabupaten Sukabumi kali ini,” ungkap Doses STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi, Dr. H. Teddy Nurhadi Saadi, MSi menanggapi peta kekuatan politik menjelang pelaksanaan Pilkada.
Menurut Teddy, dukungan birokrasi kerap menjadi bagian mesin politik kandidat Bupati untuk meraih dukungan masyarakat. Pasalnya, birokrasi memiliki jaringan yang kuat hingga ke basis massa pemilih. Bahkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sosok birokrat punya nilai lebih ketimbang pengurus partai politik.
”Jaringan birokrasi ini tidak hanya sampai di tingkat kecamatan. Kepala Desa termasuk bagian terkecil dari sistem pemerintahan seperti Ketua RW dan RT punya andil dalam perhelatan Pilkada. Karena itu, jaringan birokrasi akan menjadi rebutan para kandidat,” kata Teddy.
Dijelaskan Teddy, kekuatan birokrasi di arena Pilkada Kabupaten Sukabumi akan terpecah menyusul tujuh pasangan calon Bupati punya pengalaman kerja di lingkungan Pemda Kabupaten Sukabumi. Dukungan birokrat pada awalnya sudah mengkerucut kepada dua pasangan calon incumben yakni Sukmawijaya dan Marwan Hammami. Namun dukungan ini tampaknya akan terpecah dengan hadirnya sosok calon Bupati dari jalur perseorangan, Azis Mien Alamsyah.
”Pak Azis punya wibawa cukup besar bagi para PNS saat menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi. Meski dicalonkan dari jalur perseorangan, setidaknya Azis akan menjadi ancaman bagi calon incumbent. Dia juga merupakan salah satu pejabat senior di lingkungan Pemda Kabupaten Sukabumi,” paparnya.
Selain Azis, calon bupati yang punya magnit menarik dukungan kalangan birokrat melekat pada Hasymi Romli. Figur mantan Wedana Jampang Kulon ini masih membekas di kalangan pejabat senior maupun pensiunan PNS. Meskipun Hasymi menghabiskan masa kerjanya sebagai PNS di lingkungan Pemda Provinsi Jawa Barat.
Dukungan birokrat juga bisa mengalir kepada pasangan Ucok Haris Maulana Yusuf – Sadili Samsudin. Duet yang diusung Partai Demokrat ini punya pengalaman cukup lama di lingkungan Pemda Kabupaten Sukabumi. Ucok pernah menjadi Wakil Bupati Sukabumi periode 2000 – 2005 dan Sadili pernah lama menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi semasa kepemimpinan Bupati Maman Sulaeman.
Sementara itu, duet Asep Setiawan – Dadang Eka punya peluang merebut dukungan kalangan birokrat. Pasalnya, Dadang Eka pernah beberapa kali menjabat Camat hingga terakhir menjadi Kepala Dinas Kependudukan Kabupaten Sukabumi. Calon Wakil Bupati usungan Koalisi Pembangunan 15 Parpol ini juga pernah sukses menjadi Sekretaris KPUD.
Pecahnya dukungan birokrat semakin lengkap dengan kehadiran pasangan Dayat Wiranta – Karmas Supermas. Pasangan yang berangkat dari jalur perseorangan ini merupakan dua birokrat tulen. Keduanya punya jaringan kuat di lingkungan birokrasi menyusul beberapa kali pernah memegang jabatan eselon II.
Rojab Asy’ari
rojaba@jurnas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar