No. 24 Partai Persatuan Pembangunan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Terima kasih atas kunjungan ke blog PPP Kec. Cicurug. Blog ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan kader & simpatisan PPP di Kec. Cicurug khususnya dan bagi kader & simpatisan PPP Kab. Sukabumi secara umum.
Apabila terdapat saran dan masukan dapat ditujukan ke email ppp_cicurug@yahoo.co.id.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


31 Maret 2010

Dukungan Birokrat Pecah

SUKABUMI - Tampilnya tujuh pasangan calon Bupati yang akan berlaga di arena Pilkada Kabupaten Sukabumi tidak hanya berpotensi memecah konsentrasi suara pemilih. Dukungan kalangan birokrasi juga akan mencair dengan hadirnya calon Bupati dan Wakil Bupati yang berlatarbelakang birokrat. Sejauh ini, kekuatan birokrat kerap menjadi rebutan calon Bupati meskipun aturannya harus netral.


”Di atas kertas PNS memang harus bersikap netral. Pada kenyataannya banyak PNS yang terlibat menjadi tim sukses sekalipun secara sembunyi-sembunyi. Keterlibatan birokrasi akan kembali terjadi pada Pilkada Kabupaten Sukabumi kali ini,” ungkap Doses STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi, Dr. H. Teddy Nurhadi Saadi, MSi menanggapi peta kekuatan politik menjelang pelaksanaan Pilkada.

Menurut Teddy, dukungan birokrasi kerap menjadi bagian mesin politik kandidat Bupati untuk meraih dukungan masyarakat. Pasalnya, birokrasi memiliki jaringan yang kuat hingga ke basis massa pemilih. Bahkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sosok birokrat punya nilai lebih ketimbang pengurus partai politik.

”Jaringan birokrasi ini tidak hanya sampai di tingkat kecamatan. Kepala Desa termasuk bagian terkecil dari sistem pemerintahan seperti Ketua RW dan RT punya andil dalam perhelatan Pilkada. Karena itu, jaringan birokrasi akan menjadi rebutan para kandidat,” kata Teddy.
Dijelaskan Teddy, kekuatan birokrasi di arena Pilkada Kabupaten Sukabumi akan terpecah menyusul tujuh pasangan calon Bupati punya pengalaman kerja di lingkungan Pemda Kabupaten Sukabumi. Dukungan birokrat pada awalnya sudah mengkerucut kepada dua pasangan calon incumben yakni Sukmawijaya dan Marwan Hammami. Namun dukungan ini tampaknya akan terpecah dengan hadirnya sosok calon Bupati dari jalur perseorangan, Azis Mien Alamsyah.

”Pak Azis punya wibawa cukup besar bagi para PNS saat menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi. Meski dicalonkan dari jalur perseorangan, setidaknya Azis akan menjadi ancaman bagi calon incumbent. Dia juga merupakan salah satu pejabat senior di lingkungan Pemda Kabupaten Sukabumi,” paparnya.

Selain Azis, calon bupati yang punya magnit menarik dukungan kalangan birokrat melekat pada Hasymi Romli. Figur mantan Wedana Jampang Kulon ini masih membekas di kalangan pejabat senior maupun pensiunan PNS. Meskipun Hasymi menghabiskan masa kerjanya sebagai PNS di lingkungan Pemda Provinsi Jawa Barat.

Dukungan birokrat juga bisa mengalir kepada pasangan Ucok Haris Maulana Yusuf – Sadili Samsudin. Duet yang diusung Partai Demokrat ini punya pengalaman cukup lama di lingkungan Pemda Kabupaten Sukabumi. Ucok pernah menjadi Wakil Bupati Sukabumi periode 2000 – 2005 dan Sadili pernah lama menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi semasa kepemimpinan Bupati Maman Sulaeman.

Sementara itu, duet Asep Setiawan – Dadang Eka punya peluang merebut dukungan kalangan birokrat. Pasalnya, Dadang Eka pernah beberapa kali menjabat Camat hingga terakhir menjadi Kepala Dinas Kependudukan Kabupaten Sukabumi. Calon Wakil Bupati usungan Koalisi Pembangunan 15 Parpol ini juga pernah sukses menjadi Sekretaris KPUD.

Pecahnya dukungan birokrat semakin lengkap dengan kehadiran pasangan Dayat Wiranta – Karmas Supermas. Pasangan yang berangkat dari jalur perseorangan ini merupakan dua birokrat tulen. Keduanya punya jaringan kuat di lingkungan birokrasi menyusul beberapa kali pernah memegang jabatan eselon II.

Rojab Asy’ari
rojaba@jurnas.com

30 Maret 2010

Pilkada Dua Putaran




Jurnal Bogor, 29 March 2010
Rubrik: Jurnal Sukabumi


SUKABUMI - Sejumlah pengamat politik memprediksikan pertarungan di arena Pilkada Kabupaten Sukabumi akan berlangsung ketat. Bahkan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi periode 2010-2015 ini, tidak akan tuntas dalam satu kali putaran. Prediksi itu muncul setelah KPU Kabupaten Sukabumi menetapkan tujuh pasangan calon dalam rapat pleno yang berlangsung di Gedung Palabuhanratu, Minggu (28/3) kemarin.

”Saya memprediksikan tidak akan ada pasangan calon yang menang di putaran pertama. Persaingannya akan ketat karena tujuh pasangan calon Bupati/Wakil Bupati punya kekuatan cukup merata. Karena itu, sangat memungkinkan akan terjadinya Pilkada dalam dua kali putaran pemilihan,” kata pengamat politik yang juga Dosen STISIP Widiapuri Sukabumi, Teddy Nurhadi Saadi.

Komentar Tedi disampaikan setelah KPU Kabupaten Sukabumi secara resmi menetapkan tujuh pasangan calon Bupati/Wakil Bupati yang akan berlaga di arena Pilkada. Usai menetapkan pasangan calon, KPU langsung melakukan pengundian nomor urut peserta Pilkada. Hasilnya, duet usungan PDIP – PAN dan Partai Gerindra, Hasymi Romly – Iman Adinugraha mendapatkan nomor urutan satu.

Di urutan berikutnya, pasangan calon independen Azis Mien Alamsyah – Herwan Nugraha mendapat nomor urut sesuai keinginannya yakni nomor dua. Nasib mujur juga dialami duet Sukmawijaya – Akhmad Jajuli (PKS – Hanura) yang harapannya terkabul untuk mendapat nomor urut tiga. Di nomor urutan empat ditempati duet Asep Setiawan – Dadang Eka yang diusung koalisi gabungan 15 parpol.

Pasangan calon usungan Partai Demokrat, Ucok Haris Maulana Yusuf – Sadili Samsudin mendapatkan nomor urut lima. Disusul duet Marwan Hammami – Usman Effendi (Partai Golkar) yang mendapat nomor urut enam. Diurutan paling akhir ditempati calon independen, Dayat Wiranta – Karmas Supermas.

Seluruh pasangan calon mengaku tidak mempersoalkan hasil undian tentang nomor urutan Pilkada. Masing-masing pasangan calon punya argumen tersendiri menyambut hasil undian ini. Salah satunya disamapaikan duet Dayat – Karmas yang mendapatkan nomor urut tujuh. ”Hitungan hari ada tujuh. Begitu juga langit yang diciptakan Allah ada tujuh. Maka dari itu, nomor tujuh akan memberikan keberkahan bagi kami,” kata Dayat.

Menanggapi hasil undian ini, Teddy Nurhadie sepakat nomor urut tidak menjadi jaminan bagi kemenangan pasangan calon Bupati. Kemenangan Pilkada justru akan ditentukan dari sisi popularitas serta kekuatan finansial yang dimiliki pasangan calon. Hanya saja, Teddy melihat popularitas yang dimiliki seluruh calon Bupati kurang mendapat dukungan dari pasangannya.

”Di satu sisi ada sosok calon Bupatinya kuat tapi posisi pasangannya justru lemah. Padahal dua sosok pasangan calon akan menentukan kemenangan dalam Pilkada. Saya melihat tidak ada satu pasangan pun yang figurnya sama-sama kuat. Karena itu, pertarungan di Pilkada Kabupaten Sukabumi akan ditentukan oleh figur calon bupatinya,” kata Teddy.

Pendapat mengenai akan terjadinya Pilkada dua putaran disampaikan juga Ketaua Program Studi Administrsi Publik UMMI, Tuah M. Nur. Menurut Tuah, tampilnya tujuh pasangan calon bupati akan mengakibatkan distribusi suara terbagi secara merata. Terlebih lagi seluruh calon pasangan calon bupati punya kekuatan yang cukup berimbang. Sehingga akan sulit bagi pasangan calon calon Bupati untuk mendapatkan suara melebihi 30 persen plus satu.

Rojab Asy’ari
rojaba@jurnas.com

Ring Politik Ala PPP

Jurnal Bogor, 30 March 2010 
Rubrik: Cianjuran

“Curi start.” Kurang lebih seperti itulah langkah strategis yang telah diambil pengurus Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2011 mendatang. Pada saat parpol lain memilih berdiam diri atau hanya melakukan upaya pendekatan politik secara diam-diam, pengurus parpol berlambang k’abah ini malah memilih buka-bukaan.

Sebuah pilihan politik yang mungkin bagi sebagian kalangan dianggap agak kurang lazim. Alasannya antara lain; pertama, jadwal pelaksanaan masih terbilang lama (Januari 2011) dan gong tahapannya pun baru akan dimulai KPU Kabupaten Juni mendatang. Kedua, proses politik yang telah disepakati diinternal juga terkesan agak kurang pas mengingat DPC PPP Kabupaten Cianjur tidak memenuhi syarat untuk dapat mengusung calon sendiri alias harus berkoalisi.

Pilihan politik yang cukup mengejutkan ini diawali dengan dibentuknya Tim Desk Pemilukada yang dikoordinatori Wakil Ketua DPC PPP Kabupaten Cianjur, Dadang Ahmad Zaenudin, S.H., 7 Fenruari lalu. Tahap selanjutnya, tim yang sudah dibentuk resmi menetapkan jadwal penjaringan bakal calon (balon) bupati dan wakil bupati mulai 15 Februari hingga 31 Maret (besok,red), yang terbagi kedalam dua sesi; yakni sesi pengambilan formulir (15 Februari-15 Maret) dan sesi pengembalian formulir (16-31 Maret).

Meski harus diawali dengan sesuatu yang dianggap agak kurang lazin, dalam ranah politik menuju Pemilukada 2011, keputusan politik yang diambil pengurus DPC PPP Kabupaten Cianjur terbilang sukses. Paling tidak, parpol yang dinakhodai K.H. Chumaedi Dimyati ini telah mempu menorehkan warna baru dalam proses pelaksanaan Pemilukada. Mampu tampil menjadi keran pembuka dinamika politik yang hasilnya mampu menyita perhatian publik maupun balon bupati dan wakil bupati.

Buktinya, meski DPC PPP tidak memenuhi syarat untuk dapat mengusung calon sendiri -karena hanya memiliki 6 dari 50 kursi anggota DPRD, partai tersebut mampu mengusik minat sejumlah balon yang belakangan ini digadang-gadang sebagai kandidat terkuat dalam Pemilukada 2011 mendatang.

Disma M Taryum